LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN KE MUSEUM LABORATORIUM GEOSPASIAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Sosial I
Dosen Pengampu: Dhiniaty Gularso, S.Si,
M.Pd.

Disusun Oleh :
Kurniasari Dwi
Nurratri (12144600166)
A5-12
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan
laporan dengan judul “Hasil Kunjungan ke Museum Laboratorium Geospasial”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial I
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta.
Pada
kesempatan ini Penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu terselesaikannya laporan ini, terutama kepada Ibu Dhiniaty
Gularso, S.Si, M.Pd., dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial I yang telah
memberi kesempatan untuk pembuatan laporan ini.
Penyusun
menyadari walaupun laporan ini telah dibuat semaksimal mungkin, namun apabila
masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan dengan kerendahan hati
Penyusun menerima kritik, saran bagi penyempurnaan pembuatan lapoaran di masa
mendatang.
Yogyakarta, 15
Desember 2013
Penyusun
MUSEUM
LABORATORIUM GEOSPASIAL
A.
Laboratorium
Geospasial
Laboratorium
Geospasial merupakan pusat riset kepesisiran yang dikelola oleh Badan Informasi
Geospasial berkerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemkab Bantul. Komplek
Laboratorium Geospasial terletak di kawasan gumuk pasir tak jauh dari Pantai
Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul.
Laboratorium ini dibangun tahun 2006
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal.
Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu
tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di
pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik,
peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial. Selain
itu, laboratorium geospasial menjadi satu-satunya pesisir di Indonesia, akan
menjadi peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan laboratorium ini
bermanfaat dalam menyumbangkan berbagai hasil kajian riset geospasial pesisir
dan laut.
B. Bangunan Laboratorium Geospasial
Laboratorium yang terletak diatas
lahan pasir seluas 2 ha di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiri dari 6
unit bangunan utama. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang berbentuk
piramid untuk ruang pertemuan yang juga bisa digunakan unutk kegiatan
penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala jenis
pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang menghubungkan
bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong pengetahuan, 1 unit
kantin dan 1 unit mess.
Tiga bangungan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir.
Tiga bangungan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir.

C.
Visi
dan Misi Laboratorium Geospasial
a.
VISI:
Terwujudnya pusat model penelitian bidang survei dan pemetaan wilayah pesisir serta pusat informasi geospasial pesisir untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan lestari dengan pendekatan geografis.
Terwujudnya pusat model penelitian bidang survei dan pemetaan wilayah pesisir serta pusat informasi geospasial pesisir untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan lestari dengan pendekatan geografis.
b.
MISI:
1. Mengaplikasikan dan mengembangkan
IPTEK untuk mengkaji potensi sumberdaya pesisir bagi kesejahteraan masyarakat.
2. Mengembangkan inovasi riset
aplikatif, pendidikan dan sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian wilayah
pesisir.
3. Mengembangkan manfaat kekayaan
sumberdaya pesisir Indonesia bagi masyarakat luas (lokal, nasional, dan
internasional)
D. Gumuk Pasir
Gumuk
pasir merupakan fenomena alam berupaq gundukan-gundukan pasir menyerupai bukit
akibat dari pergerakan angin. Istilah gumuk
berasal dari Bahasa Jawa yang berarti gundukan atau sesuatu yang menyembul
dari permukaan yang datar. Gumuk pasir mempunyai kondisi yang sangat spesifik,
salah satunya adalah perubahan suhu yang sangat ekstrim antara siang dan malam
hari. Hal ini menyebabkan hanya flora dan fauna tertentu saja saja yang bisa
bertahan di kawasan ini.
Pada
mulanya, masyarakat yang tinggal disekitar Gumuk Pasir tidak mengetahui akan keelokan serta keunikan yang dimiliki
oleh Gumuk Pasir Parangtritis. Masyarakat mengira itu hanyalah fenomena alam
yang lazim dijumpai ditempat-tempat lain. Namun, setelah Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada sering menerima tamu dari luar negeri yang kemudian
diajak berkunjung ke kawasan gumuk, barulah masyarakat tahu bahwa Gumuk Pasir
tersebut merupakan “harta karun” atau
warisan dunia (world heritage).
Bahkan Gumuk Pasir ini merupakan satu-satunya fenomena alam yang ada di daerah
Asia Tenggara.
E. Keistimewaan Gumuk Pasir
Sebagai
fenomena alam yang jarang dijumpai dan satu-satunya yang ada di Indonesia,
tentu saja Gumuk Pasir menjadi wisata alternatif yang layak untuk dikunjungi.
Memasuki kawasan Gumuk, Anda akan disambut dengan suara desir halus butiran
pasir yang berterbangan tertiup angin. Suara desir pasir yang berpadu dengan
suara debur ombak pantai selatan menghasilkan komposisi nada yang indah.
Semakin kencang angin berhembus, semakin banyak partikel-partikel pasir yang
berterbangan kemudian mengubur telapak
kaki dan menyebabkan rasa lengketdisekujur tubuh Anda. Oleh karena itu, ada
baiknya Anda membawa jaket, topi, maupun kacamata untuk melindungi diri dari
serbuan butir-butir pasir. Selain itu juga untuk melindungi diri Anda dari
sengatan sinar matahari.
Bagi
kalangan akademis, Gumuk Pasir dimanfaatkan sebagai tempat penelitian. Selain
dimanfaatkan bagi kalangan akademis Gumuk Pasir juga sering dimanfaatkan oleh
para pekerja seni sebagai objek favorite pengambilan gambar. Tidak hanya itu,
Gumuk Pasir Parangtritis juga digunakan sebagai tempat manasik haji bagi calon
jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.
F. Lokasinya
Fenomena alam
Gumuk Pasir ini memanjang sekitar 15,7 km dari muara Sungai Opak hingga pantai
Parangtritis, desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, DIY,
Indonesia. Sedangkan sebarannya ke daratan dari garis pantai mencapai 2 km.
G. Bentuk-bentuk Gumuk Pasir
Gumuk
pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada
stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina
berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang
gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.
Bentuk
gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran
butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi.
Gumuk Pasir yang berada di pesisir Parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam akibat dari perubahan arah angin, yaitu:
Gumuk Pasir yang berada di pesisir Parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam akibat dari perubahan arah angin, yaitu:
a. Gumuk Pasir tipe sabit (Barchan) terbentuk pada daerah yang terbuka atau tidak memiliki
barrier, besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai
dibanding kemiringan yang membelakangi angin.

b. Gumuk
Pasir tipe memanjang (Longitudinal),
yaitu Gumuk Pasir yang berbentuk lurus sejajar dengan arah angin. Gumuk Pasir
ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapat celah diantara
bentukan gumuk pasir awal.

c. Gumuk
Pasir tipe Parabolic berkebalikan dari tipe Barchan, yaitu kemiringan lereng
yang menghadap arah angin lebih curam, akibat banyak penghalang seperti
pepohonan.

d. Gumuk
Pasir melintang (Transverse) terbentuk
pada daerah tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasir, serta bentuk Gumuk
Pasir ini menyerupai ombak dengan arah tegak lurus terhadap angin.

H. Proses Terbentuknya Gumuk Pasir
a. Proses
terbentuknya Gumuk Pasir di Parangtritis berawal dari Gunung Merapi yang
bererupsi atau mengeluarkan material vulkanik. Material tersebut berupa awan
panas, lahar dingin dan batu-batuan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di
Merapi, seperti: sungai Bedog, Opak, Gendol, dll.sungai-sungai yang membawa
material vulkanik berkumpul membentuk suatu Daerah Aliran Sungai dan menuju ke
muara Opak.
b. Sampai di
muara, material vulkanik tersebut dihantam ombak laut selatan yang menggerus
pasir menjadi butiran pasir halus. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi
butiran sangat halus berukuran 0,02 mikron, sehingga mampu diterbangkan oleh
angin dengan kecepatan 2 m/s.
c. Aktivitas
ombak dalam pembentukan Gumuk Pasir tidak berhenti sampai sini saja. Pasir
halus yang terbentuk tadi kemudian diendapkan menuju ke tepi pantai.
Sesampainya ditepi pantai, pasir yang basah tersebut mengalami pengeringan
secara terus menerus oleh matahari. Pasir yang kering terbawa tiupan angin
menuju daratan.
d. Pasir yang
terbawa angin mengendap di daratan secara terus menerus. Endapan semakin banyak
dan berkembang menjadi gundukan-gundukan pasir. Gundukan itu kemudian disebut
Gumuk Pasir (Bukit Pasir). Gumuk Pasir yang terbentuk memiliki ciri khas sesuai
arah hembusan angin. Adanya bukit karst yang terletak di sebelah timur
Parangtritis menyebabkan hembusan angin dari arah tenggara lebih kuat, sehingga
pola Gumuk Pasir menghadap ke arah tenggara.

I. Syarat Pembentukan Gumuk Pasir
1. Pantai
landai
2. Tersedia
pasir sebagai pemasok material
3. Gelombang
mampu menghempaskan pasir ke darat
4. Arus
sepanjang pantai kuat, beda air pasang dan surut cukup besar
5. Ada
perbedaan tegas antara musim kemarau dengan musim hujan.
|
|





Tidak ada komentar:
Posting Komentar