web widgets

Rabu, 18 Desember 2013

Laboratorium Geospasial Pesisir



LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN KE MUSEUM LABORATORIUM GEOSPASIAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial I
Dosen Pengampu: Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd.

PGRI UNIVERSITY



Disusun Oleh :

Kurniasari Dwi Nurratri          (12144600166)
A5-12



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013






KATA PENGANTAR

            Puji syukur senantiasa Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Hasil Kunjungan ke Museum Laboratorium Geospasial”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial I pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta.
            Pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, terutama kepada Ibu Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd., dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial I yang telah memberi kesempatan untuk pembuatan laporan ini.
            Penyusun menyadari walaupun laporan ini telah dibuat semaksimal mungkin, namun apabila masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan dengan kerendahan hati Penyusun menerima kritik, saran bagi penyempurnaan pembuatan lapoaran di masa mendatang.









Yogyakarta, 15 Desember 2013

Penyusun







MUSEUM LABORATORIUM GEOSPASIAL

A.   Laboratorium Geospasial
Laboratorium Geospasial merupakan pusat riset kepesisiran yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial berkerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemkab Bantul. Komplek Laboratorium Geospasial terletak di kawasan gumuk pasir tak jauh dari Pantai Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul.
Laboratorium ini dibangun tahun 2006 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial. Selain itu, laboratorium geospasial menjadi satu-satunya pesisir di Indonesia, akan menjadi peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan laboratorium ini bermanfaat dalam menyumbangkan berbagai hasil kajian riset geospasial pesisir dan laut.

B.   Bangunan Laboratorium Geospasial
Laboratorium yang terletak diatas lahan pasir seluas 2 ha di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiri dari 6 unit bangunan utama. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga bisa digunakan unutk kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong pengetahuan, 1 unit kantin dan 1 unit mess.  
Tiga bangungan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir.


C.   Visi dan Misi Laboratorium Geospasial
a.      VISI:
Terwujudnya pusat model penelitian bidang survei dan pemetaan wilayah pesisir serta pusat informasi geospasial pesisir untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan lestari dengan pendekatan geografis.
b.      MISI:
1.      Mengaplikasikan dan mengembangkan IPTEK untuk mengkaji potensi sumberdaya pesisir bagi kesejahteraan masyarakat.
2.      Mengembangkan inovasi riset aplikatif, pendidikan dan sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian wilayah pesisir.
3.      Mengembangkan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia bagi masyarakat luas (lokal, nasional, dan internasional)

D.   Gumuk Pasir
Gumuk pasir merupakan fenomena alam berupaq gundukan-gundukan pasir menyerupai bukit akibat dari pergerakan angin. Istilah gumuk berasal dari Bahasa Jawa yang berarti gundukan atau sesuatu yang menyembul dari permukaan yang datar. Gumuk pasir mempunyai kondisi yang sangat spesifik, salah satunya adalah perubahan suhu yang sangat ekstrim antara siang dan malam hari. Hal ini menyebabkan hanya flora dan fauna tertentu saja saja yang bisa bertahan di kawasan ini.
Pada mulanya, masyarakat yang tinggal disekitar Gumuk Pasir tidak mengetahui   akan keelokan serta keunikan yang dimiliki oleh Gumuk Pasir Parangtritis. Masyarakat mengira itu hanyalah fenomena alam yang lazim dijumpai ditempat-tempat lain. Namun, setelah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada sering menerima tamu dari luar negeri yang kemudian diajak berkunjung ke kawasan gumuk, barulah masyarakat tahu bahwa Gumuk Pasir tersebut  merupakan “harta karun” atau warisan dunia (world heritage). Bahkan Gumuk Pasir ini merupakan satu-satunya fenomena alam yang ada di daerah Asia Tenggara.

E.   Keistimewaan Gumuk Pasir
Sebagai fenomena alam yang jarang dijumpai dan satu-satunya yang ada di Indonesia, tentu saja Gumuk Pasir menjadi wisata alternatif yang layak untuk dikunjungi. Memasuki kawasan Gumuk, Anda akan disambut dengan suara desir halus butiran pasir yang berterbangan tertiup angin. Suara desir pasir yang berpadu dengan suara debur ombak pantai selatan menghasilkan komposisi nada yang indah. Semakin kencang angin berhembus, semakin banyak partikel-partikel pasir yang berterbangan  kemudian mengubur telapak kaki dan menyebabkan rasa lengketdisekujur tubuh Anda. Oleh karena itu, ada baiknya Anda membawa jaket, topi, maupun kacamata untuk melindungi diri dari serbuan butir-butir pasir. Selain itu juga untuk melindungi diri Anda dari sengatan sinar matahari.
Bagi kalangan akademis, Gumuk Pasir dimanfaatkan sebagai tempat penelitian. Selain dimanfaatkan bagi kalangan akademis Gumuk Pasir juga sering dimanfaatkan oleh para pekerja seni sebagai objek favorite pengambilan gambar. Tidak hanya itu, Gumuk Pasir Parangtritis juga digunakan sebagai tempat manasik haji bagi calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.

F.    Lokasinya
Fenomena alam Gumuk Pasir ini memanjang sekitar 15,7 km dari muara Sungai Opak hingga pantai Parangtritis, desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, DIY, Indonesia. Sedangkan sebarannya ke daratan dari garis pantai mencapai 2 km.

G.  Bentuk-bentuk Gumuk Pasir
Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.
Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi.
Gumuk Pasir yang berada di pesisir Parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam akibat dari perubahan arah angin, yaitu:
a.    Gumuk Pasir tipe sabit (Barchan) terbentuk pada daerah yang terbuka atau tidak memiliki barrier, besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibanding kemiringan yang membelakangi angin.

b.   Gumuk Pasir tipe memanjang (Longitudinal), yaitu Gumuk Pasir yang berbentuk lurus sejajar dengan arah angin. Gumuk Pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapat celah diantara bentukan gumuk pasir awal.

c.   Gumuk Pasir tipe Parabolic berkebalikan dari tipe Barchan, yaitu kemiringan lereng yang menghadap arah angin lebih curam, akibat banyak penghalang seperti pepohonan.

d.    Gumuk Pasir melintang (Transverse) terbentuk pada daerah tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasir, serta bentuk Gumuk Pasir ini menyerupai ombak dengan arah tegak lurus terhadap angin.

H.  Proses Terbentuknya Gumuk Pasir
a.    Proses terbentuknya Gumuk Pasir di Parangtritis berawal dari Gunung Merapi yang bererupsi atau mengeluarkan material vulkanik. Material tersebut berupa awan panas, lahar dingin dan batu-batuan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di Merapi, seperti: sungai Bedog, Opak, Gendol, dll.sungai-sungai yang membawa material vulkanik berkumpul membentuk suatu Daerah Aliran Sungai dan menuju ke muara Opak.
b.   Sampai di muara, material vulkanik tersebut dihantam ombak laut selatan yang menggerus pasir menjadi butiran pasir halus. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi butiran sangat halus berukuran 0,02 mikron, sehingga mampu diterbangkan oleh angin dengan kecepatan 2 m/s.
c.     Aktivitas ombak dalam pembentukan Gumuk Pasir tidak berhenti sampai sini saja. Pasir halus yang terbentuk tadi kemudian diendapkan menuju ke tepi pantai. Sesampainya ditepi pantai, pasir yang basah tersebut mengalami pengeringan secara terus menerus oleh matahari. Pasir yang kering terbawa tiupan angin menuju daratan.
d.      Pasir yang terbawa angin mengendap di daratan secara terus menerus. Endapan semakin banyak dan berkembang menjadi gundukan-gundukan pasir. Gundukan itu kemudian disebut Gumuk Pasir (Bukit Pasir). Gumuk Pasir yang terbentuk memiliki ciri khas sesuai arah hembusan angin. Adanya bukit karst yang terletak di sebelah timur Parangtritis menyebabkan hembusan angin dari arah tenggara lebih kuat, sehingga pola Gumuk Pasir menghadap ke arah tenggara.
  

I.      Syarat Pembentukan Gumuk Pasir
1.      Pantai landai
2.      Tersedia pasir sebagai pemasok material
3.      Gelombang mampu menghempaskan pasir ke darat
4.      Arus sepanjang pantai kuat, beda air pasang dan surut cukup besar
5.      Ada perbedaan tegas antara musim kemarau dengan musim hujan.




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar