SEJARAH SMA 1 TEMON
Pada Tahun 1991, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan kebijakan pendirian Sekolah Menengah Atas Negeri di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, kemudian ditunjuklah SMA 2 Wates yang membidani lahirnya SMA Temon, pada waktu itu semua pengelolaan administrasi dan kegiatan belajar mengajar dibawah pengelolaan SMA 2 Wates yang kepala sekolahnya dijabat oleh Drs. Prasetyo(alm).
Pada
tanggal 1 April 1992 keluarlah SK pendirian SMA Temon ,saat itu
angkatan pertama kelas I dengan jumlah dua kelas, ymt. kepala sekolah
Sri Hartini,S.Pd. dari SMA 2 Wates, beberapa bulan kemudian ditunjuk
kepala sekolah yang definitif Drs. Ngadimin, pindah ke SMA 2 Bantul
kemudian yang menjabat Drs. Mardjijana(alm), digantikan Drs.Sj.Subakir
(ymt. Kepala Sekolah) digantikan, Drs. Pranyoto (alm), kemudian
Tugiran,S.Pd.(ymt. Kepala Sekolah), digantikan Drs. H. Sugiharto pindah
SMA 1 Wates digantikan Dra. Ngatini. Dan Dra. Ngatini di pindah ke SMA
Pengasih digantikan Drs. Slamet Riyadi.
Saat ini SMA 1 Temon mempunyai 324 siswa, staf pengajar 35 orang dan karyawan 11 orang.TENTANG SMA 1 TEMON
SMA
1 Temon, sebuah sekolah yang berbudaya lingkungan, dibangun diatas
tanah seluas satu hektar, dengan pepohonan, taman yang ditata indah
sehingga menjadi tempat yang sangat ideal untuk belajar.
Sebagai unit layanan jasa pendidikan, SMA 1 Temon dikelola dengan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, orientasi mutu adalah
program utama, membentuk lulusan yang cerdas, trampil dan takwa adalah
misi sekolah ini. Didukung dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai, kinerja guru dan karyawan yang tinggi serta lingkungan yang
harmoni, kami siap membentuk dan mengantarkan para lulusan sekolah
menengah pertama menjadi insan Indonesia yang mempunyai disiplin diri,
berbudi pekerti, apresiasi seni, tidak gagap teknologi, siap
berkompetisi dan mampu berdikari, bergabunglah bersama kami.
SMA 1 Temon berdiri pada tanggal 1 April 1992, berdasarkan SK Mendikbud
Nomor 0216 / O / 1992, tertanggal 5 Mei 1992, terletak di Desa
Kebonrejo Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Jogjakarta. Posisinya di jalan Jogjakarta – Purworejo KM. 45, masuk ke
utara ±700 meter, menempati tanah seluas 10.000 M2.
SMA 1 TEMON KEMBANGKAN GREEN HOUSE
SMA N 1
Temon, Kulonprogo, sejak beberapa bulan lalu mengembangkan pembuatan
green house (holtikultura) sebagai pusat sumber belajar, selain itu juga
mengembangkan pembuatan pupuk organik, pemilahan sampah, himbauan
mengenal 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) atau mengurangi, menggunakan
dan mengolah kembali dalam rangka mewujudkan Sekolah Menuju Adwiyata.
Penanggungjawab berbagai kegiatan tersebut adalah Tri Paryati, SPd,
Rampis Oka DJ, SPd, Anantisa Subekti, SPd dan Dra. Supri Iriani.
Tujuan
dari kegiatan ini menurut Ka SMA N 1 Temon Drs. Slamet Riyadi saat
ditemui di kantornya, Senin (19/9) adalah ingin menciptakan Sekolah
Adiwiyata yakni sekolah yang memiliki lingkungan yang indah dan nyaman
sebagai tempat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan visi misi SMA N
1 Temon. Visi yang dimaksud adalah: Terwujutnya pendidikan yang unggul
dalam prestasi, teladan dalam perilaku cinta lingkungan dan rasa cinta
tanah. Sedangkan misinya misinya adalah: (1). Membudayakan budaya
senyum, salam, sapa,sopan, simpati,dan selalu peduli lingkungan, (2).
membudayakan/pembiasaan cinta lingkungan dan mengembangkan potensi yang
dimiliki sekolah dan masyarakat (3.) Menumbuhkan rasa percaya diri
,jujur disiplin, cinta bahari dan cinta lingkungan, (4) Menumbuhlan rasa
cinta lingkungan dan berperan aktif mempengaruhi komunitas yang lebih
luas.
Sekolah
Menuju Adwiyata ini akan di nilai oleh BLH Provinsi DIY melalui tiga
tahapan sebagai berikut: Tahap pertama, Penilaian Administrasi (menjawab
Kuisioner 4 Indikator); Tahap kedua, Penilaian Teknis lapangan
pelaksanaan PLH di sekolah; Tahap ketiga, Penilaian gabungan bobotnya 15
% dan 85 %.
“Kedepan
saya punya harapan, pembuatan green house ini akan dikembangkan lebih
baik lagi sehingga akan menyadarkan siswa bahwa memelihara lingkungan
itu sangat penting dan berguna. Bukan saja untuk kelestariaanya, tetapi
sebagai media pembelajaran yang efektif bagi siswa agar lebih cepat
memehami berbagai materi pelajaran yang ada di kelas,” katanya.
Oleh: Kurniasari Dwi Nurratri
Oleh: Kurniasari Dwi Nurratri






Tidak ada komentar:
Posting Komentar