web widgets

Jumat, 10 Januari 2014

Ketrampilan Berbahasa



KETERAMPILAN MENYIMAK
A.    Hakikat Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Menyimak merupakan salah satu aspek ketrampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam KBBI edisi ketiga (2003:1066), menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.pada sumber yang sama (2003:251), mendengar adalah dapat menagkap suara, bunyi, dengan telinga. Mendengarkan adalah mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Menyimak mempunyai beberapa unsur dasar yang secara fundamental mewujudkan adanya sesuatu peristiwa atau kegiatan menyimak yaitu:
1.   pembicara sebagai sumber pesan
2.  penyimak sebagai penerima pesan
3.  bahan simakan sebagai unsure konsep
4.  bahasa lisan sebagai media.
B.   Ragam Menyimak
1.   Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah jenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu bimbingan langsung dari guru.menyimak ekstensif terdiri dari:
a.   menyimak sosial
b.  menyimak sekunder
c.   menyimak estetik
d.  menyimak pasif.
2.  Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah jenis kegiatan menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi. Menyimak intensif terdiri dari:
a.   Menyimak kritis
b.  Menyimak kreatif
c.   Menyimak eksploratif
d.  Menyimak interogatif
e.  Menyimak selektif
f.   Menyimak konsentratif

C.   Teknik menyimak
Langkah pertama adalah proses psikomotorik untik menerima gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impus-impus tersebut ke otak. Menurut Brawn (via iskandarwassid,2008:227-228), terdapat delapan kegiatan menyimak yakni sebagai berikut:
1.   Pendengar memproses raw speech dan menyimpan image darinya dalam short term memory.
2.  Pendengar menentukan tipe dalam setiap peristiwa pembicaraan yang sedang diproses.
3.  Pendengar mencari maksud dan tujuan pembicaraan dengan mempertimbangkan bentuk dan jenis pembicaraan, konteks dan isi.
4.  Pendengar me-recall latar belakang informasi sesuai dengan konteks subjek masalah yang ada.
5.  Pendengar mencari arti literal dari pesan yang ia dengar.
6.  Pendengar menentukan arti yang dimaksud
7.  Pendengar mempertimbangkan apakah informasi yang ia terima harus disimpan dalam memorynya atau ditunda.
8.  Pendengar menghapus bentuk-bentuk pesan yang ia telah terima.
D.   Tujuan Pembelajaran Menyimak
Dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.   Persepsi yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2.  Resepsi yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembaca.
E.   Teknik Pembelajaran Menyimak
Beberapa teknik pembelajaran menyimak, sebagai berikut:
1.      Dengar - Ulang Ucap
2.     Dengar – Tulis (Dikte)
3.     Dengar - Kerjakan
4.     Dengar - Terka
5.     Memperluas Kalimat
6.     Menemukan Benda
7.     Siman Berkata
8.     Bisik Berantai
9.     Menyelesaikan Cerita
10.   Identifikasi Kata Kunci
11.    Identifikasi Kalimat Topik
12.   Menyingkat/Merangkum
13.   Parapfrase
14.   Menjawab Pertanyaan

KETERAMPILAN BERBICARA
A.   Hakikat Berbicara sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Berbicara adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Keterampilan berbicara dan menyimak berhubungan secara kuat. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message merupakan obyek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan. Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
B.   Ragam Berbicara
1.      Pidato
a.   Pengertian pidato
Pidato adalah berbicara di depan umum. Jika pidato bersifat ilmiah disebut ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis yang digunakan untul berpidato. Bila teks tadi dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato.
b.  Manfaat teks pidato
1)  Kita dapat menyampaikan gagasan dengan tertib/ baik teratur dan lancar.
2) Kita dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan pendengar.
3) Kita dapat menghindari kekurangan/ kealpaan.
4) Kita memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
c.   Petunjuk ringkas menyusun teks/naskah pidato
1)  Bagian awal (pendahuluan)
Bagian ini berfungsi sebagai pengantar dan penarik perhatian, berisi:
a)  ucapan salam
b) ucapan penghormatan terhadap hadirin
c)  ucapan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa
d) penegasan bahwa persoalan yang disampaikan memang penting
e) penyampaian latar belakang masalah
f)  subjektivitas tidak perlu ditonjolkan.
2) Bagian isi/tubuh teks
Bagian ini berisi suatu pesan yang ingin disampaikan oleh si pemidato.
3) Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan
d.  Membacakan teks pidato
1)  Masalah artikulasi harus benar-benar diperhatikan.
2) Masalah intonasi dan aksentuasi.
3) Pause (perhentian).
e.  Metode berpidato
1)  Metode impromptu
2) Metode teks
3) Metode menghafal
4) Metode ekstemporan
f.   Syarat Berpidato
1)  Orator memiliki keberanian/ tampil di depan umum.
2) Orator memiliki ketenangan sikap di depan umum.
3) Orator mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4) Orator menguasai bahan pidato.
5) Orator berpenampilan menarik.
6) Orator mampu berinteraksi dengan pendengar.
g.  Tujuan Berpidato
1)  Menyampaikan informasi (bersifat eksposisi)
2) Mengajak pendengar/ memberikan imbauan (persuasi)
3) Memberikan pendapat atau pengetahuan kepada pendengar
4) Memberikan hiburan
2.     Diskusi
a.   Pengertian
Diskusi berasal dari bahasa latin : discutere, yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan, dan hubungan antar masalah.
b.  Bentuk-bentuk diskusi
1)  Diskusi fak
2) Diskusi podium
3) Forum diskusi
4) Diskusi kasualis
5) Diskusi panel
3.     Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pidato. Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman di antaranya, yaitu volume suara harus lebih keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.
4.     Menyampaikan Argumentasi
Salah satu proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus mempertahankan pendapat yaitu debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, Via Mulyati,2008:3.6).
5.     Bercerita
Manfaat bercerita yaitu memberikan hiburan, mengajarkan kebenaran, dan memberikan keteladanan. Nadeak (via Mulyati, 2008:3.7) mengemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan bercerita yaitu:
a.   memilih cerita yang tepat
b.  mengetahui cerita
c.   merasakan cerita
d.  menguasai kerangka cerita
e.  menyelaraskan dan menyarikan cerita
f.   menyelaraskan dan memperluas
g.  menyederhanakan cerita
h.  menceritakan secara langsung
i.    bercerita dengan tubuh yang alamiah
j.   menentukan tujuan
k.  mengenali tujuan dan klimaks
l.    memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita
m. melukiskan kejadian
n.   menetapkan sudut pandang
o.   menciptakan suasana gerak, dan
p.  merangkai adegan.
6.     Musyawarah
Musyawarah mengandung arti perundingan yaitu memberikan sesuatu supaya mencapai kata sepakat. Dalam musyawarah yang penting adalah kepentingan orang banyak, setiap orang mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan umum.
7.     Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu ketrampilan berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita. Wawancara bertujuan pokok menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
C.   Teknik Pembelajaran Berbicara
Seseorang dianggap memiliki kemampuan berbicara selama ia mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Tujuan keterampilan berbicara akan mencapai pencapaian hal-hal berikut.
1.   Kemudahan berbicara
2.  Kejelasan
3.  Bertanggung jawab
4.  Membentuk pendengaran yang kritis
5.  Membentuk kebiasaan

KETERAMPILAN MEMBACA
A.   Hakikat Membaca sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
1.      Pengertian Membaca
Dalam berkomunikasi, membaca pada hakikatnya adalah proses decoding oleh penerima pesan, yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga pesan yang disampaiakan oleh pngirim pesan dapat diterima secara utuh. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf, organisasi tulisan) yang dibacanya.
"Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu".
2.     Manfaat Membaca
Dunia modern tidak bisa dipisahkan dari dunia buku. Hampir semua orang melek huruf memerlukan buku. Karena dengan membaca adalah kunci ke gudang ilmu. ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca.
Dengan membaca, kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa waktu lampau atau waktu sekarang ditempat lain atau berbagai cerita yang menarik tentang kehidupan di dunia ini. Karena itu, sebagai salah satu jenis keterampilan berbahasa, keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern seperti sekarang ini.
B.   Ragam Membaca
Tujuan membaca:
1.   Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
2.  Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3.  Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.
4.  Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
5.  Membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklasifikasikan.
6.  Membaca menilai, membaca mengevaluasi.
7.  Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
Berdasarkan tujuan membaca yang ingin dicapai, Jazir Burhan (1976) mengemukakan ada beberapa jenis membaca, antara lain.
1.   Membaca intensif
2.  Membaca kritis
3.  Membaca cepat
4.  Membaca untuk keperluan praktis
5.  Membaca untuk keperluan studi.
C.   Teknik Membaca
1.      Teknik Membaca Pre Reading Plan (PReP)
Penggunaan tehnik PReP mengandung dua kegiatan:melibatkan murid-murid/para mahasiswa dalam diskusi kelompok mengenai konsep-konsep utama dan menganalisis hakikat tanggapan murid/mahasiswa.
Proses pelaksanaan diskusi terdiri dari tiga langkah, antara lain.
a.   Langkah pertama,asosiasi awal dengan konsep.
b.  Langkah kedua,refleksi mengenai asosiasi awal.
c.    Langkah ketiga,reformulasi pengetahuan.
2.     SQ3R
SQ3R,ialah metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok pendukung ide pokok juga membantu pembaca dapat mengingat lebih lama. SQ3R mencakup lima langkah kegiatan secara berurutan yaitu, antara lain.
a.   Langkah pertama, Survey (penelaahan pendahuluan)
b.  Langkah kedua, Question (bertanya)
c.   Langkah ketiga, Read (baca)
d.  Langkah keempat, Recite (mengutarakan kembali)
e.  Langkah kelima, Review (mengulang kembali)
D.   Pembelajaran Membaca dan Pembinaannya
1.      Tugas dan tujuan umum pembelajaran membaca
Tugas pokok dari pengajaran membaca adalah membina siswa dalam bidang membaca.
Tujuan umum dari kegiatan membaca adalah membina siswa agar memiliki:
a.   Kemampuan/ketrampilan yang baik dalam membaca yang tersurat, tersira, dan tersorot dari macam-macam tuturan tertulis yang dibacanya.
b.  Pengetahuan yang sahih tentang nilai dan fungsi membaca dan tehnik membaca untuk mencapai tujuan tertentu.
c.   Sikap yang positif terhadap membaca dan belajar membaca.
2.     Macam-macam pembelajaran membaca
Pembelajaran membaca dapat dibagi menjadi beberapa macam bergantung dasar pembagian yang digunakan ,antara lain sbb:
a.   Berdasarkan bentuk umum membaca.
b.  Berdasarkan sifat umum membaca.
c.   Berdasarkan tahapan-tahapan dalam belajar membaca.
d.  Macam-macam pembelajaran membaca yang selama ini pernah dkembangkan di Indonesia.
e.  Pembelajaran membaca berdasarkan tujuan.
E.   Teknik Pembelajaran Membaca
Tarigan(1986)mendeskripsikan tehnik pembelajaran membaca sebagai berikut.
1.   Lihat dan Baca
a.   Fonem
b.  Kata
c.   Kalimat
2.  Menyusun Kalimat
a.   melengkapi kalimat
b.  memperluas kalimat
c.   substitusi
3.  Menyempurnakan Paragraf

KETERAMPILAN MENULIS
A.   Hakikat Menulis sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
1.   Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, hingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
2.  Fungsi dan Tujuan Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berfikir secara kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:
a.   Maksud dan tujuan sang penulis
b.  Pembaca atau pemirsa
c.   Waktu dan kesempatan

Hugo Hartig (via Tarigan, 1982: 26) merangkum tujuan penulisan sebagai berikut.
a.   Assignment purpose (tujuan penugasan)
Penulis menuliskan sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b.  Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.
c.   Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan.
d.  Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca.
e.  Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
f.   Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, seni yang ideal, dan seni idaman.
g.  Problem – solving Purpose
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
B.   Ragam Tulisan
1.   Narasi
Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu atau kronologis.
2.  Deskripsi
Diskripsi adalah jenis karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu obyek apa adanya, sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar apa yang ditulis pengarang itu.
3.  Eksposisi
Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat. Salah satu bentuk tulisan eksposisi adalah laporan.
4.  Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang bertujuan memengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat yang kuat, sehingga gagasan yang dikemukakan penulis dapat diyakini/ dipercaya oleh pembaca.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam kegiatan tulis-menulis.
1.   Paragraf
Paragraf atau alinea adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok.
a.   Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf dibedakan atas:
1)  Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik, kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat topik tersebut.
2) Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan, kemudian baru diakhiri dengan kalimat topik.
3) Paragraf variatif atau Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik, dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
4) Paragraf naratif/deskriptif adalah paragraf yang pikiran utamanya tidak dinyatakan secara jelas dalam paragraf itu jadi, pikiran utamanya tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
5) Paragraf ineratif adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasan menuju ke pernyataan umum dan diakhiri dengan penjelasan lagi.
b.  Berdasarkan fungsinya, paragraf dibedakan atas:
1)  Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka harus dapat menaruh minat pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada masalah yang akan diuraikan.
2) Paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Jadi, paragraf ini berisi tentang persoalan yang akan dikemukakan.
3) Paragraf penutup berisi kesimpulan dari paragraf penghubung, atau dapat juga berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.
2.  Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah outline sebuah karangan yang sudah diatur secara sistematis, lengkap, menyeluruh, dan mencakup semua hal yang akan dikemukakan, baik urutan, relasi antara persoalan yang satu dan yang lain di dalam karangan itu maupun lambang dan tanda-tanda pada kerangka dan jenjangnya.
3.  Langkah-langkah menyusun kerangka
a.   Catat semua ide
b.  Seleksi ide-ide secara tepat
c.   Urutkan ide-ide secara tepat
d.  Kelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading
e.  Langkah seleksi sudah dikerjakan
4.  Pengembangan kerangka karangan
a.   Pendahuluan bersifat menjelaskan dan mendorong
b.  Batang tubuh sebagai isi karangan
C.   Teknik Penulisan
Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara:
1.   Sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesific.
2.  Memahami fakta bahwa menulis adalah menengok kembali (writing is revising) atau memperdalam keahlian anda.
3.  Memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhsn bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan riset dan auditory atau observasi.
4.  Mampu mempublikasikan tulisan.
Tiga pilar utama menulis dengan baik:
1.   Aktivitas menulislah yang telah merubah dunia.Berbagai revolusi di dunia dimulai dari menulis.
2.  Aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara.
3.  Menulis ternyata juga bisa mengungkapkan secara sangat mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya.
D.   Tujuan Pembelajaran Menulis
Keraf mengemukakan tujuan pengajaran keterampilan menulis sebagai berikut.
1.   Peserta didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis.
2.  Peserta didik mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah- kaidah bahasa indonesia.
3.  Peserta didik mampu menuliskannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
4.    Peserta didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.

Sumber: Buku Keterampilan Berbahasa Indonesia, 2009 (Dr. Sunarti, M.Pd. dan Deri Anggraini, S.Pd.)
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar