web widgets

KaryaKu

“KADO MISTERIUS”
Rani adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Fani. Keluarga Rani meskipun hidup dengan sederhana, tetapi mereka berkecukupan. Di rumah sederhana itu dihuni oleh 4 orang yaitu Ayah, Ibu, Rani dan kakaknya Fani.
          Waktu itu keluarga Rani sedang berkumpul di ruang makan, seperti biasanya mereka sedang makan malam sekeluarga. Di tengah-tengah kesunyian malam dan hanya terdengar suara gaduh dari suara sendok yang menyentuh dengan badan piring. Tiba-tiba Ayah Rani membuka pembicaraan kepada Rani.
          Ayah  : “Sebentar lagi kamu ulang tahun, Ran!”
          Rani   : (dengan hati yang masih kaget) “Ah Ayah masih lama.”
          Fani   : “Oya Dek, tanggal 5 Mei kamu ulang tahun ya!”
          Rani   : (dengan raut wajah cengengesan) “Iya Kak, siap-siap kado untukku ya!”
Ibu    : “Bagaimana besok kita adakan pesta kecil-kecilan anggap saja syukuran atas                           ulang tahun Rani! Ibu janji akan masakin yang enak-enak!”
Rani   : “Hore!!” (dengan perasaan gembira)
Fani   : “Setuju!”
          Suasana sunyi berubah menjadi suasana gembira. Setelah selesai makan, Rani dan Kakaknya Fani membantu Ibunya membereskan ruang makan. Tepatnya pukul 9 malam, semua sekeluarga bergegas untuk beristirahat.
          Keesokan harinya, pukul 5 pagi keluarga Rani sudah melakukan kesibukannya masing-masing. Rani sibuk menyiapkan segala sesuatu keperluannya untuk berangkat sekolah. Sedangkan Kakaknya sudah berangkat sekolah pagi-pagi karena sekolahnya jauh dari rumahnya. Tiba-tiba kesibukan itu dikagetkan dengan suara ketukan pintu, kemudian Rani bergegas untuk segera membuka pintu. Ternyata tamu pagi-pagi tersebut ialah Pak Anton tetangga Rani. Ia adalah seorang pegawai kantor pos. tujuan Pak Anton yaitu hanya ingin mengantarkan sebuah paketan untuk Rani.
          Pak Anton    : “Ran, ini ada kiriman paket untukmu!”
          Rani             : (dengan perasaan senang) “Dari siapa, Pak?”
         Pak Anton     : “Saya tidak tahu, kemarin sore ada kiriman paket untukmu, tetapi orang        yang ngirim paket tersebut tidak mau menyebutkan namanya.”
         Rani             : “Oh…makasih ya, Pak!”
Setelah itu Pak Anton pamit pergi untuk mengantarkan surat dan paket ke tempat lain. Kemudian Rani berlari menuju kamarnya. Perasaannya gembira bercampur penasaran. Perlahan-lahan ia membuka paketan tersebut, ternyata paket tersebut berisi sebuah tas untuk anak-anak, berbentuk hello kitty. Ia terheran-heran dan didalam hatinya penuh tanda tanya. Mengapa pengirimnya mengetahui barang yang sangat Rani inginkan???. Tetapi Rani tidak menghiraukan siapa yang mengirimnya, dia hanya menebak mungkin itu semua dari seorang penggemarnya misterius. Kemudian ia bergegas pergi ke sekolah.
Sore sepulang sekolah Rani tetap diam tidak menceritakan hal yang terjadi tadi pagi. Hal tersebut tidak ada yang mencurigakan sama sekali.
          Keesokan harinya, pintu rumah depan.
Tok..tok..tok…
          Rani   : “Sebentar!”
Setelah membuka pintu, ternyata tamu tersebut yaitu Pak Anton.
          Rani             : “Gimana, Pak! Ada yang saya bantu?”
          Pak Anton    : “Ran, ini ada paketan lagi untukmu!”
          Rani             : (dengan kaget) “Dari siapa lagi, Pak?”
          Pak Anton    : “Saya juga tidak tahu!”
          Rani             : (dengan penasaran) “Oyaudah terima kasih, Pak.”
          Pak Anton    : “Sama-sama.”
Pak Anton pergi meninggalkan Rani. Kemudian Rani bergegas pergi ke kamar dan pelan-pelan ia membuka paketan tersebut. Ternyata paketan tersebut berisi baju bergambar hello kitty. Rani semakin penasaran siapa yang mengirimkan paketan tersebut, dan kenapa orang tersebut tahu apa yang Rani inginkan. Beberapa menit setelah itu, Rani langsung bergegas pergi ke sekolah. Sebelum berangkat Ibu berbicara kepada Rani.
          Ibu    : “Ran, pulang sekolah jangan sore-sore ya!”
          Rani   : “Iya, Bu…!”
          Ibu    : “Bantuin Ibu nyiapin buat besok pesta kecil-kecilan untukmu. Besok kan hari libur jadi kamu bisa membantu Ibu, tidak sibuk belajar.”
          Rani   : “Iya, Bu…
                   Ibu….”
          Ibu    : “Iya ada apa, Ran?”
          Rani   : “Aku mau cerita.”
          Ibu    : “Apa?”
          Rani   : “Sudah 2 hari aku mendapatkan kado misterius dikirim lewat kantornya Pak Anton!”
          Ibu    : “Hayo dari siapa?” (canda Ibu)
          Rani   : “Entahlah, Bu…aku juga bingung dari siapa? Tidak ada nama pengirimnya.” (dengan raut wajah bingung)
          Ibu    : “Lakok bisa?? Ya sudah diterima saja anggap saja sebagai hadiah untukmu dari orang yang sayang kepadamu. Cepat sana berangkat ke sekolah.” (dengan raut wajah yang biasa-biasa saja)
          Rani   : “Iya, Bu…!”
Kemudian Rani pergi meninggalkan Ibunya.
          Sorenya Rani pulang dari sekolah, ia kemudian bergegas membantu Ibu untuk menyiapkan segala sesuatu untuk pesta kecil-kecilan untuk Rani. Selain itu, kakaknya Fani juga ikut membantu Ibu. Didalam kesibukan menyiapkan untuk pesta kecil-kecilan, Rani menceritakan apa yang terjadi sejak 2 hari yang Rani alami kepada kakaknya Fani.
          Rani   : “Kak, sudah 2 hari aku mendapat kado misterius!”
          Fani   : (dengan suara cengengesan) “Hayo dari penggemar misteriusmu ya?”
          Rani   : “Kayak artis saja, aku punya penggemar!”
          Fani   : “Jangan-jangan dari pacarmu?”
          Rani   : (dengan nada agak kesal). “Aku masih kecil kakak, belum boleh pacar-pacaran. Iya gak, Bu…!”
          Ibu    : “Sudah-sudah jangan bertengkar.”
          Rani   : “Kakak itu yang punya pacar, Bu….!”
          Fani   : “Enggak…enggak….Ibu…” (dengan wajah memerah)
          Ibu    : “Wajar kakakmu sudah besar, Ran!” (sambil mengaduk-aduk adonan roti)
Kemudian Fani mengalihkan topik yang dibicarakan.
          Fani   : “Undangannya sudah kamu sebarkan, Ran?”
          Rani   : “Ya ampun, Kak. Rani lupa!”
          Fani   : “Ya sudah sana kamu sebarin dulu sebelum malam!”
          Rani   : “Ok Kakak.” (sambil bergegas pergi)
Rani menyebarkan undangan ke rumah-rumah tetangganya yang mempunyai anak seumuran dengannya. Undangan terakhir yaitu di rumahnya Pak Anton. Ternyata keluarga Pak Anton sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka tidak mengetahui kedatangan Rani. Di dalam keramaian keluarga Pak Anton Rani sempat mendengarkan pembicaraan Pak Anton kepada Istri dan anaknya yaitu Ana.
          Pak Anton    : “Besok Rani ulang tahun, An..!”
          Ana              : “Iya Ayah. Oh iya Ayah sudah 2 hari kakaknya Rani ada apa kok setiap pagi ingin bertemu dengan Ayah?”
          Pak Anton    : “Oh itu… kakaknya Rani minta tolong kepada Ayah!”
          Ana              : “Minta tolong apa, Ayah?”
          Pak Anton    : “Kakaknya Rani ingin memberikan kejutan untuk Rani dengan cara adanya kado misterius. Kado tersebut tidak ada nama pengirimnya.”
          Ana              : “Oh begitu ya, Ayah!”
Rani tiba-tiba mengetuk pintu.
          Tok…tok…tok…
Semua keluarga Pak Anton kaget dengan kehadiran Rani. Tapi sebelumnya Rani sudah berdiri disamping pintu sejak tadi dan sudah mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Pak Anton.
          Pak Anto      : “Iya, Ran… sudah dari tadi kamu?” (masih dengan perasaan deg-degan)
          Rani             : “Baru saja, Pak. Ana ada, Pak?” (menyembunyikan sesuatu)
          Pak Anton    : “An…an…ada Rani!” (sambil pergi meninggalkan Rani)
          Ana              : “Iya, Ayah.” (sambil berjalan menghampiri Rani).
          Rani             : “An, jangan lupa besok sore ke rumahku ya!” (sambil memberikan undangan)
          Ana              : “Ok, Ran…aku pasti datang!”
          Rani             : “Ya sudah aku pulang dulu ya!”
          Ana              : “Iya. Hati-hati ya!”
          Sesampainya Rani di rumah, ia bersikap jail kepada kakaknya dengan menyiramkan terigu ke rambut. Kakak Rani kaget dan merasa kesal.
          Fani   : “Apa-apaan, Ran! Kok main nyerbu aja…!” (dengan kesal)
          Rani   : “Kakak nyebelin!” (sambil cengengesan)
          Fani   : “Hah…kamu juga!” (sambil bersihin rambutnya)
Kemudian kakaknya membalas perilaku Rani.
Prukkk…..
          Fani   : “Hahaha..kena kamu!” (dengan hati yang gembira)
          Rani   : “Ah…kakak…! (dengan cengengesan)
                   Makasih ya, Kak!”
          Fani   : “Ada apa?” (dengan raut wajah bingung)
          Rani   : “Ah kakak pura-pura tidak tahu!”
          Fani   : “Apa sih, Dek?” (masih dibuat bingung oleh Rani)
          Rani   : “Ya sudah yang penting aku sudah tahu. Pokoknya makasih banget, Kak! Aku sayang Kakak!” (sambil memeluk)
          Fani   : “Aku juga sayang kamu, Dek!”
Keesokan harinya, semua persiapan sudah selesai tinggal menunggu waktu untuk menyambut kedatangan teman Rani. Sorenya Rani, Kakaknya, Ibu, dan Ayahnya sudah siap-siap untuk menyambut teman-teman Rani. Beberapa menit kemudian teman-teman Rani datang. Dan acara pesta kecil-kecilan berlangsung dengan lancer. Hari ini tepatnya tanggal 5 Mei 2005 Rani berusia genap 10 tahun.




Oleh: Kurniasari Dwi Nurratri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar