BAB
II
HUTAN MANGROVE
A. Latar Belakang
Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang
sangat unik merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial. Mangrove mendukung
keanekaragaman flora dan fauna komunitas terestris akuatik yang secara langsung
atau tidak langsung berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia baik dari
segi ekonomi, sosial maupun lingkungan (ekologi). Upaya pemanfaatan hutan
mangrove perlu diselaraskan dengan upaya pelestarian dan penelitian agar fungsi
hutan mangrove secara ekologis dan sosial-ekonomis tetap lestari dan
berkelanjutan. Upaya-upaya yang dilakukan hendaknya melibatkan semua pihak yang
terkait seperti masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat serta
pihak-pihak lain dalam bentuk kemitraan yang adil dan sejajar. Karena letaknya
yang berada di ekosistem yang lebih besar yaitu ekosistem yang diapit oleh
ekosistem darat dan ekosistem laut, maka pengelolaan hutan mangrove sebagai
suatu ekosistem harus melibatkan semua potensi sumber daya alam, manusia dan
buatan yang berada di ekosistem darat, laut dan pesisir itu sendiri. Pohon
mangrove memiliki daun yang lebar dan ujungnya rincing. Ujung daun yang runcing
memudahkan air hujan melewati daun. Seperti halnya hutan hujan tropis, pohon
mangrove juga memiliki akar penyangga tetapi berukuran kecil. Selain akar
penyangga, juga terdapat akar tiang dan akar napas. Akar penyangga dan tiang
menjadi penyokong batang pohon mangrove di daerah yang berlumpur. Tanah yang
secara terus menerus tergenang air menyebabkan kandungan oksigen sangat
sedikit. Untuk itu, akar napas menjorok keluar dari tanah berlumpur untuk
mengambil oksigen dari udara.
B.
Hutan
Mangrove
a. Pengertian
a. Pengertian
Sebelum kita
melangkah lebih jauh dalam memahami isi laporan ini,kita perlu memahami
devinisi tentang mangrove dan hutan mangrove.Mungkin pertanyaan pertama yang
muncul dalam pikiran kita sesudah kita membaca kata-kata “Mangrove” adalah,apa yang
dimaksud dengan mangrove ? Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa
Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Mangrove adalah vegetasi hutan
yang tumbuh diantara garis pasang surut.Jadi Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi
laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri
tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem
perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.
Hutan
mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang diantaranya
terancam punah, seperti harimau sumatera (Panthera tigris
sumatranensis), bekantan (Nasalis larvatus),
wilwo (Mycteria cinerea), bubut
hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus), dan tempat
persinggahan bagi burung-burung migran.
C. Penyebaran Hutan Mangrove di Bali
Hutan
mangrove di Bali tersebar di beberapa lokasi pada areal seluas 3067,71 Ha,
terdiri dari 2177,5 Ha berada dalam kawasan hutan dan 890,21 Ha di luar
kawasan hutan. Tiga lokasi terluas dimana terdapat hutan mangrove adalah
Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai (1373,5 Ha), Nusa Lembongan (202 Ha),
dan Taman Nasional Bali Barat (602 Ha).
D. Karakteristik Habitat Hutan Mangrove
Ø Umumnya tumbuh pada daerah pasang surut yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung, atau berpasir. Ø Tergenang air laut secara berkala. Ø Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat. Ø Terlindung dari gelombang besar dan arus pasut yang kuat Ø Air bersalinitas payau (2 – 22 permil) hingga asin (38 permil)
A. Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
Ø Peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen. Ø Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton. Ø Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Ø Penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas. Ø Pemasok larva (nener) ikan, udang, dan biota laut lainnya. Ø Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptil, dan mamalia. Ø Tempat wisata
B. Faktor Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove
Ø Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi. Ø Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestariandan fungsinya terhadap lingkungan sekitar merupakan penyebab utama menurunnya luasan hutan mangrove secara signifikan. Ø Exploitasi Hutan mangrove secara berlebihan,tanta pemulihan kembali. Ø Kurangnya kesadaran masyarakat akan besarnya manfaat hutan mangrove bagi kelangsungan hidup manusia. Ø Pemerintah kurang memperhatikan hutan mangrove.
C.
Akibat Rusaknya Hutan Mangrove
Ø Instrusi air laut. Ø Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic,minyak bumi dll. Ø Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir. Ø Peningkatan abrasi pantai. Ø Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun. Ø Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dll. Ø Peningkatan pencemaran pantai.
D.
Upaya Yang Harus Dilakukan Untuk Memperbaiki Kawasan
Hutan Mangrove
Ø Penanaman kembali mangrove Ø Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab. Ø Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. Ø Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi Ø Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir Ø Program komunikasi konservasi hutan mangrove Ø Penegakan hukum Ø Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Ø Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir,pemukiman, vegetasi,dll.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang
telah diuraikan pada pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
B.
SARAN
Ø Selain untuk pariwisata, sebaiknya Hutan Mangrove dimanfaatkan untuk mencari ilmu. Ø Sebaiknya dibudayakan dan dirawat kelestarianya Hutan Mangrove Ø Sebaiknya keberadaan Hutan Mangrove diperluas disemua daerah tidak hanya di Bali. Ø Dalam rangka mempertahankan bahkan kemungkinan meningkatkan nilai ekonomi maritim Indonesia, Pemerintah perlu menyetop kegiatan konversi Hutan Mangrove ke bentuk apapun. Ø Pemerintah daerah harus lebih giat lagi melakukan penyuluhan atau sosialisasi pentingnya keberadaan hutan mangrove kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan Hutan Mangrove. Ø Kegiatan pengelolaan Hutan Mangrove yang optimal harus dihitung atas dasar kepentingan ekonomi, ekologis, dan sosial yang berimbang. Sehingga diperlukan zona-zona pemanfaatan Mangrove yang mengakomodir kepentingan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan mangrove secara tepat. Ø Semua peraturan perundangan yang terkait dengan mangrove perlu ditegaskan secara tegas bagi para pelanggar yang menyebabkan rusaknya mangrove. Partisipasi dai semua pihak untuk pelestarian Hutan Mangrove perlu dtingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http.//www.lablink.or.id/Satwa/stw-harimau.htm
|








Tidak ada komentar:
Posting Komentar