Pada waktu semester II kami (Kurniasari Dwi Nurratri, Diah Tri Astuti, Ika Cahyasari, Nurwahyu Munawaroh) ikut tambahan matakuliah Pendidikan Kesenian 1
Jumat, 10 Januari 2014
Cermis
MISTERI
LAGU LAYAR DI MALAM HARI
Pet! Mati lampu. Sontak, Zico membuka matanya yang
mengantuk. ‘’layar terkembang di tengah
malam gelap. Memanggil para bintang di langit.’’
Hah? Apakah ia salah dengar? Rasanya ia mendengar
suara nyanyian!
Buuur…buuuur…
Zico mulai merinding. Suara nyanyian itu kini
diselingi bunyi debur ombak.
“Di
tengah layar kudoakan ibu di rumah,” nyanyian suara misterius itu.
Astaga! Jangan-jangan itu lagu Layar Malam Hari. Konon, lagu itu dulu
sering dinyanyikan oleh Raja Segentar Alam di atas kapalnya. Namun, kapal itu
karam di Bukit Siguntang, Palembang.
Baru tadi siang Zico dan sepupu-sepupunya
mengunjungi Bukit Siguntang dan makam Raja Segentar Alam yang sekarang jadi
tempat wisata.
Buuur…buuuuurrrr… debur ombak yang mengiringi nyanyian
itu terdengar sedih. Ditambah lagi, lampu yang mendadak mati. Siapa yang tidak
ketakutan? Zico jelas ketakutan. Apakah ini akibat perbuatan iseng ia dan
sepupunya tadi siang?
Ya, sore tadi, Zico dan Ricky, sepupunya,
mendengar cerita dari Pak Pemandu tentang keramatnya Bukit Siguntang dengan
makam-makamnya. Usai mendengar cerita itu, Zico menantang Ricky.
“Kamu pasti enggak berani kembali ke sana
sendirian dan meninggalkan ‘tanda mata’ di makam Raja Segentar Alam.”
“Berani saja!” sambut Ricky. Ia lalu menantang
Zico untuk melakukan hal yang sama. Tentu saja Zico tidak mau kalah. Ia juga
menerima tantangan itu.
“Aku juga berani!” seru Toddy, adik Ricky, tak mau
ketinggalan.
“Ah, anak kecil, jangan ikutan!” tukas Ricky.
Toddy memang selalu saja mau ikut dalam permainan Zico dan Ricky. Zico ingat,
sore itu, orang tua mereka turun dari bukit dan pergi ke toilet. Di saat
itulah, ia dan Ricky berlari mendaki bukit Siguntang lagi. Zico sebetulnya
merasa seram saat mendatangi makam Raja Segentar sendirian. Tetapi ia tidak mau
dicap penakut. Jadi, masuklah ia ke bangunan makam dan menyelipkan kelerengnya
disitu. Setelah ia keluar, Ricky juga masuk sendirian ke dalam makam.
“Layar
terkembang di tengah malam…” Suara nyanyian itu terdengar
lagi. Lamunan Zico buyar.
Buuuurrr…buuur… terdengar lagi bunyi deburan
ombak. Nggrrr…nggrrrr… He? Suara apa itu? Kok, di tengah laut ada suara seperti
itu? Zico penasaran.
Tiba-tiba Zico tersenyum dalam kegelapan. Sambil
meraba-raba, ia berjalan ke arah pintu.
“Dor!” seru Zico sambil membuka pintu dan
menyorotkan senternya ke balik pintu. Ricky yang berjongkok di balik pintu,
amat terkejut. Ada handphone dan pemutar musik di tanganya.
“Wah, ketahuan, deh! Pintar juga kamu, Co,” puji
Ricky.
“Idemu sih, lumayan juga. Mematikan lampu, lalu
memutar lagu rekaman lagu Layar Malam
Hari dan debur ombak. Lumayan bikin aku ketakutan. Tapi, sayang kamu tidak
teliti! Rahasiamu jadi terbongkar!”
“Lo, memangnya apa?” tanya Ricky heran.
“Ituu..bunyi debur ombak yang kamu pakai… kamu
pasti mengambilnya di internet dan dari situs luar negeri. Suara nggrrr…ngrrrr…
itu, kan, suara burung puffin yang enggak ada di Indonesia. Masa Raja Segentar
Alam datang ke Palembang sambil bawa burung puffin! Ha..ha..ha..ha..” tawa
Zico.
“Oh, ya ampuuun! Ha ha ha ha…” Ricky ikut tertawa.
Tiba-tiba,…
Tok tok tok! Bunyi ketukan di jendela kamar Zico
membuat mereka berhenti tertawa. Siapa yang mengetuk jendela kamar Zico dan
Ricky berpandangan.
Tok tok tok! Bunyi ketukan itu semakin keras. Terdengar
jelas dikesunyian malam. Zico maju dan membuka tirai kamarnya. Tidak ada
siapa-siapa di sana. Zico membuka kunci jendela dan membuka jendelanya. Pluk! Sesuatu
di ambang jendela terjatuh karena terkena daun jendela yang terbuka.
Ricky dan Zico berpandangan. Keduanya menyorot
senter ke bawah jendela. Mereka berdua kembali saling pandang dengan terkejut. Di
bawah sinar senter, tampak tergeletak kelereng Zico dan saputangan Ricky! Kedua
benda yang mereka letakkan di makam Raja Segentar Alam. Seketika, Ricky dan
Zico menjerit ketakutan.
Ssst… cerita belum selesai. Di halaman, tak jauh
dari jendela kamar Zico, di dalam semak, si kecil Toddy bersusah payah menahan
tawa. Ya, dialah yang mengambil kembali kelereng Zico dan saputangan Ricky dari
makam Raja Segentar Alam. Ia juga yang mengetuk jendela kamar Zico.
“Hi..hi...hi.. meremehkan anak kecil sih. Biarpun kecil,
aku lebih berani dari kalian,” gumam Toddy sambil terus menahan tawa.
“Anak
kecil pemberani juga tidak boleh memisahkan diri di tempat wisata,” bisik
suara suara di belakang Toddy, diiringi bunyi ombak.
“Hwaaa…!”
pekik Toddy, langsung lari keluar dari semak. Ia memanjat jendela, masuk ke
kamar Ricky dan Zico.
Sumber:
Majalah BOBO
Puisi
TERBUAI
JANJI MANIS
Suara
kemricik hujan mulai berhenti
Riuhnya
suara jangkrik kian mengisi keheningan
Di malam
yang sunyi ini
Aku duduk
termenung dalam diri…
Semilir
angin malam menemani kesunyianku…
Saat ku
terlamun dalam sepi
Terlintas
sosok lelaki yang selalu menghiasi hari-hariku
Teringat
kata-kata manis yang selalu terucap dibibirnya
Kata-kata
yang manis bagai gula…
Kata-kata
yang membuatku terbuai padanya…
Namun…
Itu semua
hanyalah khayalan semata
Dan
mustahil aku rasakan…
Laporan Study Wisata, Observasi Hutan Mangrove di Pulau Bali
BAB
II
HUTAN MANGROVE
A. Latar Belakang
Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang
sangat unik merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial. Mangrove mendukung
keanekaragaman flora dan fauna komunitas terestris akuatik yang secara langsung
atau tidak langsung berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia baik dari
segi ekonomi, sosial maupun lingkungan (ekologi). Upaya pemanfaatan hutan
mangrove perlu diselaraskan dengan upaya pelestarian dan penelitian agar fungsi
hutan mangrove secara ekologis dan sosial-ekonomis tetap lestari dan
berkelanjutan. Upaya-upaya yang dilakukan hendaknya melibatkan semua pihak yang
terkait seperti masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat serta
pihak-pihak lain dalam bentuk kemitraan yang adil dan sejajar. Karena letaknya
yang berada di ekosistem yang lebih besar yaitu ekosistem yang diapit oleh
ekosistem darat dan ekosistem laut, maka pengelolaan hutan mangrove sebagai
suatu ekosistem harus melibatkan semua potensi sumber daya alam, manusia dan
buatan yang berada di ekosistem darat, laut dan pesisir itu sendiri. Pohon
mangrove memiliki daun yang lebar dan ujungnya rincing. Ujung daun yang runcing
memudahkan air hujan melewati daun. Seperti halnya hutan hujan tropis, pohon
mangrove juga memiliki akar penyangga tetapi berukuran kecil. Selain akar
penyangga, juga terdapat akar tiang dan akar napas. Akar penyangga dan tiang
menjadi penyokong batang pohon mangrove di daerah yang berlumpur. Tanah yang
secara terus menerus tergenang air menyebabkan kandungan oksigen sangat
sedikit. Untuk itu, akar napas menjorok keluar dari tanah berlumpur untuk
mengambil oksigen dari udara.
B.
Hutan
Mangrove
a. Pengertian
a. Pengertian
Sebelum kita
melangkah lebih jauh dalam memahami isi laporan ini,kita perlu memahami
devinisi tentang mangrove dan hutan mangrove.Mungkin pertanyaan pertama yang
muncul dalam pikiran kita sesudah kita membaca kata-kata “Mangrove” adalah,apa yang
dimaksud dengan mangrove ? Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa
Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Mangrove adalah vegetasi hutan
yang tumbuh diantara garis pasang surut.Jadi Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi
laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri
tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem
perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.
Hutan
mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang diantaranya
terancam punah, seperti harimau sumatera (Panthera tigris
sumatranensis), bekantan (Nasalis larvatus),
wilwo (Mycteria cinerea), bubut
hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus), dan tempat
persinggahan bagi burung-burung migran.
C. Penyebaran Hutan Mangrove di Bali
Hutan
mangrove di Bali tersebar di beberapa lokasi pada areal seluas 3067,71 Ha,
terdiri dari 2177,5 Ha berada dalam kawasan hutan dan 890,21 Ha di luar
kawasan hutan. Tiga lokasi terluas dimana terdapat hutan mangrove adalah
Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai (1373,5 Ha), Nusa Lembongan (202 Ha),
dan Taman Nasional Bali Barat (602 Ha).
D. Karakteristik Habitat Hutan Mangrove
Ø Umumnya tumbuh pada daerah pasang surut yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung, atau berpasir. Ø Tergenang air laut secara berkala. Ø Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat. Ø Terlindung dari gelombang besar dan arus pasut yang kuat Ø Air bersalinitas payau (2 – 22 permil) hingga asin (38 permil)
A. Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
Ø Peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen. Ø Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton. Ø Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Ø Penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas. Ø Pemasok larva (nener) ikan, udang, dan biota laut lainnya. Ø Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptil, dan mamalia. Ø Tempat wisata
B. Faktor Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove
Ø Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi. Ø Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestariandan fungsinya terhadap lingkungan sekitar merupakan penyebab utama menurunnya luasan hutan mangrove secara signifikan. Ø Exploitasi Hutan mangrove secara berlebihan,tanta pemulihan kembali. Ø Kurangnya kesadaran masyarakat akan besarnya manfaat hutan mangrove bagi kelangsungan hidup manusia. Ø Pemerintah kurang memperhatikan hutan mangrove.
C.
Akibat Rusaknya Hutan Mangrove
Ø Instrusi air laut. Ø Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic,minyak bumi dll. Ø Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir. Ø Peningkatan abrasi pantai. Ø Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun. Ø Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dll. Ø Peningkatan pencemaran pantai.
D.
Upaya Yang Harus Dilakukan Untuk Memperbaiki Kawasan
Hutan Mangrove
Ø Penanaman kembali mangrove Ø Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab. Ø Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. Ø Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi Ø Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir Ø Program komunikasi konservasi hutan mangrove Ø Penegakan hukum Ø Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Ø Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir,pemukiman, vegetasi,dll.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang
telah diuraikan pada pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
B.
SARAN
Ø Selain untuk pariwisata, sebaiknya Hutan Mangrove dimanfaatkan untuk mencari ilmu. Ø Sebaiknya dibudayakan dan dirawat kelestarianya Hutan Mangrove Ø Sebaiknya keberadaan Hutan Mangrove diperluas disemua daerah tidak hanya di Bali. Ø Dalam rangka mempertahankan bahkan kemungkinan meningkatkan nilai ekonomi maritim Indonesia, Pemerintah perlu menyetop kegiatan konversi Hutan Mangrove ke bentuk apapun. Ø Pemerintah daerah harus lebih giat lagi melakukan penyuluhan atau sosialisasi pentingnya keberadaan hutan mangrove kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan Hutan Mangrove. Ø Kegiatan pengelolaan Hutan Mangrove yang optimal harus dihitung atas dasar kepentingan ekonomi, ekologis, dan sosial yang berimbang. Sehingga diperlukan zona-zona pemanfaatan Mangrove yang mengakomodir kepentingan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan mangrove secara tepat. Ø Semua peraturan perundangan yang terkait dengan mangrove perlu ditegaskan secara tegas bagi para pelanggar yang menyebabkan rusaknya mangrove. Partisipasi dai semua pihak untuk pelestarian Hutan Mangrove perlu dtingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http.//www.lablink.or.id/Satwa/stw-harimau.htm
|
Langganan:
Komentar (Atom)


















